Kamis, 14 Mei 2009

DARA RUAI BORNEO Part 2

Kelahiran Dara Ruai

Sebelum nenek meninggal nenek bercerita kalau ibunya meninggal saat melahirkan Dara Ruai. Saat melahirkan, semua hewan di hutan berbunyi, angin betiup kencang, dahan-dahan pohon bergesekan, kera-kera di hutan bergelantungan tampak resah, sungai-sungai beriak. Semua terasa dingin nan mencekam menyambut sang bayi. Nenek tahu keanehan penyambutan alam itu maka sang nenek membawa Dara Ruai yang mungil pergi ke kuburan ibundanya. Hujan turun selama tujuh hari tujuh malam, selama itu pula nenek dan Dara Ruai mungil tidur di kuburan dimana ibundanya dan kakeknya dikuburkan.

Setelah hari ketujuh hujan berhenti, kemudian nenek mencari bunga kembang setaman untuk memandikan Dara mungil. Nenek memasukan bunga kembang setaman ke dalam guci yang terisi air hujan. Guci bagi orang Kalimantan dibekalkan pada sang pemilik yang meninggal. Setelah bunga kembang setaman dimasukan lalu Dara Ruai mungil dimandikan disana diatas kuburan kakeknya. Setelah itu barulah Dara Ruai dibawa pulang kerumah.

Sang Penjaga Dara

Sewaktu Dara Ruai sudah bisa berjalan nenek sering melihat ada tujuh orang berkeliling menjaga cucunya. Nenek sadar kalau cucunya bukanlah anak sembarangan maka nenek merawat cucunya dengan baik hingga Dara menjadi seorang gadis remaja. Setela Dara berumur 20 tahun nenek bercerita kalau selama ini ada tujuh orang penjaga yang melindunginya, tapi sayang dua dari penjaga itu pergi meninggalkan Dara Ruai saat ia sudah beranjak jadi remaja, hingga kini tinggal lima yang masih setia.

Sebenarnya nenek tidak sanggup untuk menceritakan siapa keluarga mereka ini dan dari mana asal keturunan nenek, tapi nenek harus menceritakan hal itu sebelum nenek kembali pada pangkuan Duata’k sang Duata.

Lalu mulailah nenek bercerita kalau nenek berasal dari keturunan kerajaan Majapahit yang lari ke Kalimantan setelah peperangan raja-raja di Jawa untuk berebut kekuasaan. Sesampai di Kalimantan keluarga nenek akhinya menetap di sebuah hutan dan tinggal di sana sampai lahirlah ibu Dara Ruai, hingga ibunya menikah dengan orang asli suku Dayak dan lahirlah Dara Ruai.

Hingga Dara beranjak dewasa nenek melihat pertengkaran hebat diantara ketujuh penjaga cucunya itu. Dan akhirnya dua dari ketujuh penjaga itu pergi meninggalkan nenek dan Dara. Suatu malam kelima penjaga yang masih setia itu menemui nenek dalam mimpi dan kelima penjaga itu bercerita pada nenek kalau keadaan kini menjadi berubah, Dara Ruai akan menjadi perebutan antar kekuatan jahat dan kekuatan baik. Lalu penjaga itu berpesan kalau nenek harus mencari dua penjaga baru untuk menyelamatkan Dara dalam kehidupannya di dunia ini. Dua orang itu harus berasal dari manusia biasa yang memiliki kekuatan supranatural dan bisa membantu mereka menjaga Dara Ruai, jika tidak didapatkan penjaga itu maka saat Dara berumur 25 tahun maka Dara akan diambil oleh kekuatan jahat sebagai budak kejahatan di alam Kalimantan hingga Kalimantan tidak pernah lepas dari peperangan antar suku.

Suara guntur dilangit membangunkan lamunan Dara Ruai dan ia sadar kalau hari mulai petang itu berarti ia harus sampai dirumah sebelum malam, maka dengan tubuhnya yang lunglai ia mulai melangkahkan kakinya melanjutkan pulang kerumah. Sesampai dirumah keadaan sudah sepi orang orang sudah pulang kerumah masing-masing kini ia kembali sendiri. Dara Ruai kemudian masuk kekamar lalu ia mengambil sebuah kotak pemberian nenek dan membuka kotak itu. Didalam kotak ia menemukan dua buah gelang, satu kalung, selembar sabuk dan sebilah keris yang merupakan tanda kalau mereka berasal dari kerajaan Majapahit. Barang-banrang itu memiliki arti dan merupakan suatu tanda yang menjaganya.

Hujan kembali turun, ditempat tidur Dara Ruai teringat akan neneknya. Nenek berpesan agar Dara Ruai harus menemukan dua penjaganya didunia ini sebagai pelengkap dari lima penjaganya sekarang. Belum sempat ia berpikir jauh kemana ia akan mencari penjaga itu maka tiba-tiba ruangan tempat ia berada menjadi terang dan disekelilingnya berdiri lima orang yang selam ini ia ketahui dari cerita neneknya. Dara Ruai tidak takut sebab ia tahu merekalah penjaga yang diceritakan nenek.

Bersambung………………………

Tidak ada komentar:

Posting Komentar