Sinopsis
’DAYAK MENCARI SEBAYAN TUJUH SARUGA DALAM’ adalah kesengajaan. Ditambah lagi dengan sub judul: Pengalaman Nyata Seorang Pastor dalam Menyelami Religi Manusia Dayak. Rasanya sudah komplit dan mewakili buah pikir Penulis mengenai adat istiadat dan religi orang Dayak yang hidup sederhana, namun selalu merujuk pada kebesaran Sang Pencipta.
Dengan judul tersebut Penulis ingin menguak tabir misteri yang tersembunyi dalam lubuk hati Orang Dayak. ’Sebayan Tujuh Saruga Dalam’ merupakan ungkapan yang berarti "kehidupan kekal’.
Secara filosofis manusia Dayak memiliki dimensi hidup yang transendental yakni ketinggian hidup yang sempurna. Orang Dayak yang telah meninggal dunia mesti di adat kanjan, supaya arwah orang yang meninggal pergi ke ’Sebayan Tujuh Saruga Dalam’. Bagi yang beragama Katolik supaya ikut bangkit bersama Kristus.
Dalam praktik hidup sehari-hari, filosofinya adalah bahwa manusia Dayak akan terus belajar dan berjuang dalam mengarungi kehidupan dan keseimbangan dengan semesta kehidupan. Mereka haruslah berulah-batin, berlampahlaku mengurangi hawa nafsu dengan kekuatan jasmani dan rohani. Buku ini mengupas kehidupan religius orang Dayak dari sudut pandang kristiani, yang tidak pernah diketahui orang awam pada umumnya.
Penulis: PC. Dremono Harimurti, Pr (Pastor dengan beberapa gelar kehormatan dalam adat Dayak Pesaguan-Ketapang)
Editor: Al. Yan Sukanda, Penerima Penghargaan Kebudayaan dan Pariwisata tahun 2007 oleh Menteri Kebudayaan.
Info pemesanan: Al. Yan Sukanda atau Tlp/sms 02748339494
Tidak ada komentar:
Posting Komentar