Menjadi bagian dari “pelaku” inspiratif kaum muda adalah harapan saya sejak dulu, ketika saya masih kanak – kanak. Entah mengapa pikiran tersebut selalu terbayang dalam benak saya. Melangkah sebagai teladan, sebagai seseorang yang mempunyai kemampuan untuk bisa menginspirasi orang lain selalu mejadi keinginan yang berusaha saya wujudkan dalam setiap kesempatan. Tulisan ini bukan dimaksudkan untuk saya menyombongkan diri, melainkan saya ingin sekali kaum muda lainpun memimpikan hal yang sama dengan saya, untuk kemudian mewujudkannya.
Menjadi pribadi yang berkualitas, yang menjunjung tinggi penghargaan terhadap kemampuan diri dan mau menggali lebih dalam agar bisa berguna, baik itu untuk diri sendiri dan terlebih orang lain. Hal itu sebagai syarat yang menurut saya harus dilakukan, sebelum kita menjadi seorang inspirator.
Hal lain yang lebih membanggakan dan semakin membulatkan mimpi – mimpi saya adalah ketika saya terlahir sebagai seorang Putri Dayak asli, saya seorang gadis Dayak Ud Danum. Untuk hal ini, tidak seperti mimpi untuk menjadi seorang yang bisa menginspirasi orang, kali ini saya mengerti mengapa saya begitu bangga dan begitu termotivasi oleh darah Dayak yang mengalir dalam diri saya.
Dayak suku yang sering dipandang sebelah mata, setidaknya itu yang sering ada di dalam pikiran saya setiap saya mendengar atau mendapati fakta yang sering saya hadapi.
Sering ada pemikiran – pemikiran yang menilai Dayak rendah secara keseluruhan tanpa tahu pa yang sebenarnya terjadi. Mulai dari pendidikan yang minim, hidup di pulau yang belum terlalu mengenal modernisasi, tradisi yang masih primitif, dsb. Sedih sekali mendengarnya, karena saya mengetahui bahwa itu tak sepenuhnya benar, meski juga tak sepenuhnya salah. Dayak suku yang unik, dan keunikan itu menjadi suatu kekayaan.
Kebudayaan, kesenian, dan adat tradisi orang Dayak sungguh memiliki nilai yang tinggi. Selain itu, ada juga alasan – alasan lain yang sebenarnya bisa dikemukakan dan bisa dipertanggungjawabkan untuk menyikapi hal ini, tapi saya tak mengerti mengapa itu tak pernah
ada. Ataupun ada, tapi tetap tak mengubah paradigma orang lain terhadap Dayak.
Sebagai seorang gadis Dayak dan dipercaya sebagai Putri Indonesia Kalimantan Barat 2010, saya merasa ini anugerah yang tak terhingga. Ketika mimpi saya bisa menjadi nyata. Berbicara tentang hal ini, saya teringat gurauan – gurauan yang dulu saya dan teman – teman sering lakukan. Dulu, saya sering sekali berpura – pura berlenggak – lenggok sebagai seorang finalis Puteri Indonesia dan saya berkata kepada teman – teman saya bahwa percayalah, di tahun 2010 itu akan menjadi kenyataan. Semula perkataan itu murni hanya saya jadikan bahan gurauan, tanpa pernah bermaksud sekalipun untuk mewujudkannya.
Mengapa saya memilih tahun 2010? Sayapun tak mengerti, melintas begitu saja. Tapi ternyata keadaan berkata lain, tahun 2010, ketika saya sedang –dan sampai saat ini - mengecap pendidikan- di Yogyakarta, saya memutuskan untuk mengikuti seleksi Puteri Indonesia Kalimantan Barat tahun 2010 di Kota Pontianak, bertepatan dengan libur kuliah saya. Saya tahu, ini keputusan yang tidak gampang, mengingat akan banyak hal yang akan saya hadapi terlebih bila saya terpilih untuk mewakili Kalimanta Barat ke tingkat nasional, baik itu suka maupun duka.
Tapi itu tak menyurutkan niat saya. Saya tahu, ini salah satu jalan untuk saya mewujudkan mimpi saya. Menghargai kemampuan yang saya punya untuk kemudian menjadi seorang yang menginspirasi orang lain, khususnya dalam hal ini pemuda – pemudi Dayak.
Saya ingin semua orang tahu bahwa Dayak juga mempunyai generasi – generasi yang berkualitas. Yang tak bisa dipandang sebelah mata, bahwa orang Dayak juga bisa bersaing di tingkat nasional dan orang Dayak mengerti benar modernisasi. Tapi jangan salah dulu, bukannya saya hanya membela “kaum” saya, tapi saya ingin semua orang Kalimantan, khususnya Kalimantan Barat, terinspirasi akan hal ini. Pemuda – pemudi Kalimantan Barat, yang mencintai -dan harusnya memang mencintai- tanah kelahirannya, tempat di mana ia hidup, mau memberi hal yang berarti bagi provinsinya.
Melangkah sebagai Puteri Indonesia Kalimantan Barat, lantas tak mengubah cara pandang saya. Karena toh cara pandang ini yang membuat saya bisa optimis terpilih menjadi salah satu Puteri Kalimantan Barat dan kini hal itu telah saya raih. Cara pandang yang ditanamkan oleh kedua orang tua saya sejak saya masih kecil untuk selalu optimis, rendah hati dan tulus. Menjadi Puteri Kalimantan Barat adalah berarti saya lebih termotivasi untuk bisa menyumbang lebih dan lebih untuk provinsi yang begitu saya cintai, provinsi tempat saya lahir, tumbuh dan berkembang, untuk Dayak dan bisa menjadi inspirasi bagi orang lain dengan segala kerendahatian.
Dari semua itu, saya berharap, semua generasi muda Kalimantan Barat, mau untuk terus membangun Kalimantan Barat dengan segala hal yang positif.
Salam…
*Puteri Indonesia Kalimantan Barat 2010,
Benedikta Thia
Menjadi pribadi yang berkualitas, yang menjunjung tinggi penghargaan terhadap kemampuan diri dan mau menggali lebih dalam agar bisa berguna, baik itu untuk diri sendiri dan terlebih orang lain. Hal itu sebagai syarat yang menurut saya harus dilakukan, sebelum kita menjadi seorang inspirator.
Hal lain yang lebih membanggakan dan semakin membulatkan mimpi – mimpi saya adalah ketika saya terlahir sebagai seorang Putri Dayak asli, saya seorang gadis Dayak Ud Danum. Untuk hal ini, tidak seperti mimpi untuk menjadi seorang yang bisa menginspirasi orang, kali ini saya mengerti mengapa saya begitu bangga dan begitu termotivasi oleh darah Dayak yang mengalir dalam diri saya.
Dayak suku yang sering dipandang sebelah mata, setidaknya itu yang sering ada di dalam pikiran saya setiap saya mendengar atau mendapati fakta yang sering saya hadapi.
Sering ada pemikiran – pemikiran yang menilai Dayak rendah secara keseluruhan tanpa tahu pa yang sebenarnya terjadi. Mulai dari pendidikan yang minim, hidup di pulau yang belum terlalu mengenal modernisasi, tradisi yang masih primitif, dsb. Sedih sekali mendengarnya, karena saya mengetahui bahwa itu tak sepenuhnya benar, meski juga tak sepenuhnya salah. Dayak suku yang unik, dan keunikan itu menjadi suatu kekayaan.
Kebudayaan, kesenian, dan adat tradisi orang Dayak sungguh memiliki nilai yang tinggi. Selain itu, ada juga alasan – alasan lain yang sebenarnya bisa dikemukakan dan bisa dipertanggungjawabkan untuk menyikapi hal ini, tapi saya tak mengerti mengapa itu tak pernah
ada. Ataupun ada, tapi tetap tak mengubah paradigma orang lain terhadap Dayak.
Sebagai seorang gadis Dayak dan dipercaya sebagai Putri Indonesia Kalimantan Barat 2010, saya merasa ini anugerah yang tak terhingga. Ketika mimpi saya bisa menjadi nyata. Berbicara tentang hal ini, saya teringat gurauan – gurauan yang dulu saya dan teman – teman sering lakukan. Dulu, saya sering sekali berpura – pura berlenggak – lenggok sebagai seorang finalis Puteri Indonesia dan saya berkata kepada teman – teman saya bahwa percayalah, di tahun 2010 itu akan menjadi kenyataan. Semula perkataan itu murni hanya saya jadikan bahan gurauan, tanpa pernah bermaksud sekalipun untuk mewujudkannya.
Mengapa saya memilih tahun 2010? Sayapun tak mengerti, melintas begitu saja. Tapi ternyata keadaan berkata lain, tahun 2010, ketika saya sedang –dan sampai saat ini - mengecap pendidikan- di Yogyakarta, saya memutuskan untuk mengikuti seleksi Puteri Indonesia Kalimantan Barat tahun 2010 di Kota Pontianak, bertepatan dengan libur kuliah saya. Saya tahu, ini keputusan yang tidak gampang, mengingat akan banyak hal yang akan saya hadapi terlebih bila saya terpilih untuk mewakili Kalimanta Barat ke tingkat nasional, baik itu suka maupun duka.
Tapi itu tak menyurutkan niat saya. Saya tahu, ini salah satu jalan untuk saya mewujudkan mimpi saya. Menghargai kemampuan yang saya punya untuk kemudian menjadi seorang yang menginspirasi orang lain, khususnya dalam hal ini pemuda – pemudi Dayak.
Saya ingin semua orang tahu bahwa Dayak juga mempunyai generasi – generasi yang berkualitas. Yang tak bisa dipandang sebelah mata, bahwa orang Dayak juga bisa bersaing di tingkat nasional dan orang Dayak mengerti benar modernisasi. Tapi jangan salah dulu, bukannya saya hanya membela “kaum” saya, tapi saya ingin semua orang Kalimantan, khususnya Kalimantan Barat, terinspirasi akan hal ini. Pemuda – pemudi Kalimantan Barat, yang mencintai -dan harusnya memang mencintai- tanah kelahirannya, tempat di mana ia hidup, mau memberi hal yang berarti bagi provinsinya.
Melangkah sebagai Puteri Indonesia Kalimantan Barat, lantas tak mengubah cara pandang saya. Karena toh cara pandang ini yang membuat saya bisa optimis terpilih menjadi salah satu Puteri Kalimantan Barat dan kini hal itu telah saya raih. Cara pandang yang ditanamkan oleh kedua orang tua saya sejak saya masih kecil untuk selalu optimis, rendah hati dan tulus. Menjadi Puteri Kalimantan Barat adalah berarti saya lebih termotivasi untuk bisa menyumbang lebih dan lebih untuk provinsi yang begitu saya cintai, provinsi tempat saya lahir, tumbuh dan berkembang, untuk Dayak dan bisa menjadi inspirasi bagi orang lain dengan segala kerendahatian.
Dari semua itu, saya berharap, semua generasi muda Kalimantan Barat, mau untuk terus membangun Kalimantan Barat dengan segala hal yang positif.
Salam…
*Puteri Indonesia Kalimantan Barat 2010,
Benedikta Thia